Mengajak Istri 3some

 Saya serta istriku, Risnawati yang biasa kupanggil dengan Ris, telah menikah kira- kira 4 tahun. Istriku dikala ini adalah ibu rumah tangga, walaupun pernah kuliah di suatu akademi besar negara. Sedikit cerminan raga tentang istriku, Ris pada dikala ini berusia 29 tahun, berkulit putih, berambut ikal sepunggung, dengan buah dada yang lumayan besar( 34B) sangat bagus kencang, tingginya 155 centimeter, berat 50 kilogram, dengan perut rata serta pinggang kecil tetapi sintal. Pinggulnya serasi dengan wujud tubuhnya serta kedua bongkahan pantatnya sekali. Umumnya, ia lumayan seksi.

Sudah lama kami memiliki fantasi buat melaksanakan kegiatan seks 3some. Umumnya, saat sebelum melaksanakan Making Love, kami memulainya dengan silih menggambarkan fantasinya. Fantasi yang sangat memicu untuk kami berdua, merupakan membayangkan Ris melaksanakan ikatan seks dengan pria lain dengan kehadiranku. Ris memanglah memiliki gairah seks yang sangat besar, sedangkan di sisi lain, saya umumnya hanya mampu ejakulasi satu kali. Sehabis ejakulasi, walaupun dekat satu jam setelah itu penisku dapat ereksi lagi, biasanya saya merasa letih serta tidak bergairah, bisa jadi akibat beban pekerjaan yang lumayan berat. 

Karenanya, umumnya kala ia memohon supaya dapat menggapai orgasme selanjutnya, sangat banter saya melaksanakannya dengan tangan, ataupun membantunya bermasturbasi dengan dildo. Meski demikian sepanjang ini ia dapat merasa puas dengan metode tsb.

Sehabis sekian lama memiliki fantasi tsb, sesuatu hari saya tanya apakah dia ingin merealisasikan fantasi tsb. Pada awal mulanya dia hanya tersenyum serta mengira saya hanya bercanda. Tetapi sehabis saya desak, dia balik bertanya apakah saya sungguh- sungguh. Saya jawab, ya saya sungguh- sungguh.

Terus ia tanya lagi apakah nanti saya masih hendak senantiasa sayang sama ia, saya jawab ya, Saya hendak senantiasa menyayanginya sepenuh hati, sama semacam saat ini. Kemudian saya tambahkan, kalau motivasi utama saya hanya membuatnya senang serta menggapai kepuasan setinggi- tingginya. Memandang mukanya kala menggapai orgasme, tidak hanya sangat memicu pula membagikan kepuasan tertentu bagiku.

Kesimpulannya ia jawab ia ingin melaksanakannya jika moodnya mengijinkan. Setelah itu saya serta Ris mendiskusikan kira- kira dengan siapa kami melaksanakannya, kesimpulannya opsi tiba kepada seseorang sahabat dekatku, namanya Vence biasa kupanggil dengan Ven, yang sudah lama kami tahu, tetapi tidak sering berjumpa sebab tinggal di kota lain. 

Semenjak itu kerap fantasi kami mengaitkan kedatangan Ven. Umur Ven 33 tahun, sama denganku, walaupun demikian badannya lebih besar kurang lebih 175 centimeter serta besar dan tegap, maklum ia merupakan generasi kombinasi Eropa- Indonesia.

Kesimpulannya sehabis sebagian bulan lalu, saya menghubungi Ven dari kantorku. Sehabis berbasa- basi sebentar, kemudian saya mulai menggambarkan tentang fantasi- fantasi kami. Selaku teman lama, kami terbiasa berdialog terbuka, tercantum permasalahan seks. 

Ven nampak bersemangat mendengar ceritaku serta ia melaporkan kesanggupannya. Mengingat banyak aktivitas bisnisnya, ia merancang buat tiba ke kotaku dekat 2 - 3 pekan lagi. Tidak kurang ingat saya tegaskan, kalau seluruh rencana ini seluruhnya tergantung kepada kesediaan istriku. Maksudnya bila pada saat- saat terakhir Ris berganti benak, hingga sama sekali tidak boleh terdapat satu pihakpun yang memaksakan kehendaknya. Saya katakan pula, ia tidak boleh berlaku agresif terhadap Ris, karena kepuasan Ris merupakan segala- galanya. Ven sepakat serta bisa memakluminya.

Akhirnya waktu yang yang ditunggu datang, baik Ris ataupun saya lumayan gugup mengalami apa yang sudah kita rencanakan. Tetapi saya meyakinkan Ris kalau ia boleh berganti benak kapanpun. Dekat jam 6 sore Ven tiba, pada dikala itu saya masih terletak di kantor, Ris mengabarkan kedatangannya lewat telepon. Jam 7 saya datang di rumah, nampak Ven sudah mandi serta ubah pakaian serta lagi menyaksikan Televisi. Sedangkan itu Ris lagi berada di kamar mandi. 

Sehabis ngobrol sebentar, setelah itu saya masuk ke kamar buat menaruh tas serta mengubah baju. Pada dikala bertepatan Ris baru keluar dari kamar mandi( kamar mandi terletak di dalam ruang tidur kami) dengan cuma mengenakan handuk. 

Ia nampak sangat menawan malam itu. Sedangkan saya mengubah baju, Ris menggunakan daster pendek bercorak merah. Ris nampak menawan dengan daster tersebut, panjang daster tsb cuma hingga ke pertengahan paha, nampak kontras dengan pahanya yang bercorak putih lembut. Sedangkan Ris masih menyisir rambut serta mengenakan parfum, saya keluar menemui Ven.

Sehabis sebagian dikala kami mengobrol, menceritakan tentang kondisi masing - masing. Ris setelah itu keluar kamar. Ven nyaris tidak berkedip memandang Ris yang betul- betul tampak seksi malam itu. Pendek cerita, sehabis berakhir makan malam kami bersama duduk di karpet, menyaksikan kegiatan Televisi yang dikala itu lagi berlangsung. Letaknya Ven, setelah itu Ris di tengah menyender di dadaku. Terus terang atmosfer dikala itu agak canggung serta kami betul- betul tidak ketahui metode buat mengawali seluruh rencana yang sudah disusun.

Kesimpulannya saya mengambil inisiatif dengan mulai memegang serta melingkarkan tangan di dada Ris serta memegang payudaranya dari luar daster. Menemukan aksi demikian Ris mulai terangsang serta nafasnya mulai tidak tertib. Lekas sehabis itu, saya lumat bibirnya serta tangan saya mulai menyusup ke balik dasternya. Nyatanya dikala itu Ris telah tidak mengenakan BH. Ris betul- betul terangsang saat ini. Pada dikala itu tangan Ven mulai mengelus- elus paha Ris yang sudah terbuka, sebab daster mininya sudah terangkat ke atas. Kaki Ris yang sebelumnya tertekuk ditarik, sehingga saat ini Ris terletak dalam posisi duduk sembari bersandar padaku dengan kedua pahanya yang agak terbuka serta kaki melonjor ke depan. Tangan Ven mulai bergerilya pada bagian paha atas Ris.


Setelah itu Ven menarik tangan Ris serta meletakkannya di atas pangkuan Ven. Secara reflek, dalam kondisi terangsang, Ris mengusap- usap kemaluan Ven yang sudah tegang dari luar celananya. Bagian dasar celana Ven nampak menggembung besar. Saya mengira- ngira betapa besar kemaluan Ven ini.

Sedangkan bibirku mulai menyusur leher serta balik telinganya (bagian yang sangat sensitif menurutnya). Sehabis itu saya berbisik di kuping Ris, inilah dikala buat merealisasikan fantasi kita. Kemudian saya membebaskan pelukanku buat berikan peluang pada Ven buat beraksi.

Saat ini Ven mulai mengambil alih game berikutnya. Ditariknya Ris ke pelukannya serta tangannya yang satu langsung mendekap buah dada Ris yang sebelah kanan, sebaliknya tangannya yang satu mengelus- elus punggung Ris sembari mulutnya melumat bibir Ris dengan gemas. 

Tangan Ven yang terletak di buah dada Ris disisipkan pada belahan daster Ris yang terbuka serta mulai memelintir dengan halus ujung putingnya yang sudah membeku. Setelah itu Ven menarik tangan Ris ke arah resluiting celana Ven yang sudah terbuka serta menyusupkan tangannya memegang kemaluan Ven yang sudah tegang itu. Nampak Ris agak tersentak kala terpegang senjata Ven yang nyatanya besar itu.

Sehabis sebagian dikala mengelusnya, setelah itu Ris membuka celana Ven sehingga kemaluannya seketika melonjak keluar, seakan- akan baru leluasa dari kungkungan serta saat ini dengan jelas nampak. 

Saya sangat kaget memandang kemaluan Ven yang sangat besar serta panjang itu. Kemaluan yang sebesar itu cuma terdapat di film- film BF barat saja. Batang penisnya berdiameter 7 centimeter dikelilingi oleh urat- urat yang melingkar serta pada ujung kepalanya berupa topi baja yang sangat besar, panjangnya bisa jadi lebih dari 20 centimeter, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut pirang yang rimbun.

Sehabis keluar dari celananya nampak mengerikan, jauh lebih panjang serta besar dari punyaku. Sesaat Ris menoleh ke arahku, dari cahaya matanya yang agak panik, nampak ia agak ketakutan serta tidak menebak hendak mengalami penis yang sebesar itu. Saya mulanya pula agak ragu- ragu, tetapi buat menghentikan ini, kelihatannya telah kepalang, sebab tidak enak hati pada Ven yang sudah bersedia penuhi kemauan kami itu.


Setelah itu saya mengangguk sembari tersenyum berikan semangat pada Ris. Memperoleh persetujuanku serta dorongan semangat itu, Ris setelah itu dengan kedua tangannya memegang penis Ven serta mulutnya mendekat ke kemaluan Ven. Ris mulai menjilati kepala penis Ven yang besar itu.

Setelah itu sehabis lumayan basah oleh air ludahnya, lama- lama Ris mulai memasukkan penis Ven ke dalam mulutnya. Nampak sangat sulit untuk Ris buat dapat memasukkan penis yang besar itu ke dalam mulutnya. Nampak mulutnya wajib dibuka lebar- lebar buat dapat menampung penis Ven yang dahsyat itu. Ven nampak sangat menikmati isapan Ris itu.

Kira- kira 10 menit Ris mengulum kemaluan Ven, setelah itu Ven menarik kepala Ris serta mendekatkan ke wajahnya serta setelah itu melumat bibir Ris. Ris balas melumat bibir Ven dengan ganasnya, sedangkan tangan Ven memasuki ke buah dada Ris serta mulai membuka daster Ris. 

Sehabis daster terlepas, sembari senantiasa berciuman, tangan Ven mulai menyusup ke balik celana dalam Ris yang bercorak cream sembari memainkan clitoris Ris. Tangan Ris sendiri tidak tinggal diam, dia terus mengelus kemaluan Ven yang terus menjadi mengencang.

Setelah itu Ven menggendong Ris serta membawanya ke kamar tidur tamu. Nampak Ris sangat kecil dalam gendongannya, dibanding tubuh Ven yang besar itu. Secara lama- lama setelah itu Ven meletakkan Ris di ranjang serta membuka celana dalam Ris. Sampai saat ini Ris sudah telanjang bundar. Nampak kulitnya yang putih serta vaginanya yang tanpa rambut merekah serta nampak basah. 

Setelah itu Ven lambat- laun memusatkan bibirnya ke leher Ris, setelah itu turun ke dadanya serta mulai melumat puting buah dada Ris bergantian. Sedangkan itu saya terus mencermati dari pintu kamar dengan menahan birahi yang sangat memuncak. Sehabis puas bermain- main di buah dada Ris, Ven setelah itu mulai menciumi pusar Ris hingga kesimpulannya mulai menjilati lubang Miss V Ris yang terus menjadi basah. Sehabis berlangsung kira- kira 30 menit, nampak Ris mulai mendekati orgasme, mengenali demikian, Ven setelah itu mulai memusatkan penisnya ke Miss V Ris yang kian merekah. 

Saat sebelum memasukkan penisnya, tidak kurang ingat Ven menggosok- gosok kepala penisnya pada bibir Miss V Ris. Tubuh Ris menggelinjang kegelian merasakan gosokan penis Ven pada vaginanya.

Lambat- laun Ven mulai memasukkan penisnya ke Miss V Ris. Ris berupaya menolong dengan membuka bibir vaginanya lebar- lebar. Kelihatannya sangat susah buat penis sebesar itu masuk ke dalam lubang Miss V Ris yang kecil. Tangan Ven yang satu memegang pinggul Ris sembari menariknya ke atas, sehingga pantat Ris agak terangkat dari tempat tidur, sebaliknya tangannya yang satu memegang batang penisnya yang ditekan masuk ke dalam Miss V Ris.

Sedangkan Ven lagi berupaya memasukkan penisnya kedalam memek Ris, tubuh Ris nampak menggelinjang- gelinjang serta dari mulutnya terdengar suara,

“ aahh.., aahh.., sshh.., sshh”, semacam orang lagi kepedasan. 

Pada waktu Ven mulai memencet penisnya, terdengar jeritan tertahan dari mulut Ris,

“ Aduuhh.., sakiitt.., Veenn.., pelan- pelan.., doong”. Ven agak menghentikan kegiatannya sebentar buat membagikan peluang pada Ris mengambil napas, setelah itu Ven melanjutkan kembali usahanya buat menaklukkan Miss V Ris. 

Saya agak kasihan pula memandang kondisi itu, disamping itu memandang tubuh Ris yang menggeliat- geliat serta tangannya yang mencengkeram alas tempat tidur dengan kokoh, membuatku terangsang dengan hebat. Ven dengan tentu senantiasa mendesak kemaluannya masuk secara lambat- laun ke dalam Miss V Ris.

Kesimpulannya sesaat setelah itu, nyaris segala kemaluan Ven masuk ke dalam Miss V Ris. Ven setelah itu menggerakkan penisnya keluar masuk dengan irama yang teratur, sedangkan Ris mengimbangi dengan mengerakkan pantatnya. Tidak lama setelah itu, menggapai klimaks. Badannya mengejang serta mulutnya menghasilkan jeritan tertahan,

“ Saya sampaai Veenn.., peluk saya kuat- kuat”. Bertepatan dengan itu, kakinya melingkar di pinggang Ven serta mengunci dengan erat. Sedangkan Ven nyaris tidak dapat bergerak serta cuma menekankan kemaluannya ke dalam Miss V Ris sekuat bisa jadi. Tidak lama, Ris mulai nampak rileks serta melonggarkan kakinya yang melingkar di pinggang Ven.

Sedangkan Ven setelah itu meneruskan gerakan keluar- masuk penisnya secara lambat- laun serta Ris cuma diam keletihan dengan napas yang tidak tertib. Tidak lama, nyatanya birahi Ris mulai bangkit lagi serta menggerakkan pantatnya lagi. Maklum perempuan kan dapat hadapi multiple orgasme.

Tidak lama setelah itu, Ven mencabut penisnya dari Miss V Ris serta memohon Ris buat menungging. Setelah itu Ven memasukkan kemaluannya ke Miss V Ris dari balik. Saya yang semenjak tadi cuma melihat mulai tidak tahan, setelah itu saya mendekat, membuka celana, serta memusatkan kemaluanku yang telah sangat tegang ke mulut Ris. Dengan sangat bernafsu, Ris mengulum penisku sedangkan Ven nampak menggerakan pinggulnya terus menjadi kilat. Tidak lama setelah itu nyatanya Ven nyaris menggapai klimaksnya serta mengerakkan pantatnya dengan sangat kilat. 

Ris mengimbangi gerakan Ven serta membebaskan penisku dari mulutnya, sembari menghasilkan erangan Ris mengatakan,

“ Mari Ven gerakkan yang cepat.., ah.., uh”. Sehabis itu Ven ejakulasi serta menekankan pantatnya rapat- rapat sehingga pinggulnya melekat ketat pada pinggul Ris. Serta pada dikala nyaris bertepatan Ris juga kembali menggapai orgasme. Tidak lama Ven mencabut penisnya serta tidur telentang di samping Ris. 

Saya setelah itu duduk di sofa kursi yang terdapat di ruang tidur itu serta menarik Ris. Lama- lama Ris jongkok di atasku serta mulai merendahkan vaginanya yang nampak membesar ke arah kemaluanku.

Dengan gampang penisku masuk ke dalam Miss V Ris, maklum sehabis lumayan lama benda Ven yang besar itu keluar masuk, membuat Miss V Ris agak melar. Walaupun demikian, saya tidak dapat menahan ejakulasi sangat lama, bisa jadi akibat pengaruh suasana, tidak lama penisku memuntahkan cairan mani di dalam Miss V Ris, hingga meluber keluar.

Nampak Ven terbaring dengan lesu di ranjang serta saya di kursi. Nyatanya tenaga kami betul- betul terkuras. Sedangkan Ris setelah itu berangkat ke kamar mandi, buat berkemih serta mensterilkan sisa- sisa spermaku di vaginanya. Kira- kira setengah jam kami istirahat, Ris berinisiatif mengulum kemaluan Ven yang masih berkerut. Sedangkan saya cuma mencermati. 

Tidak lama, kemaluan Ven mulai membengkak lagi sehabis sebagian dikala dikulum. Ris setelah itu mengangkangkan kakinya di atas Ven yang telentang tidur serta menghadapkan mukanya ke arah penis Ven. Ven setelah itu menjilati Miss V Ris hingga ke lubang anusnya, serta Ris sendiri padat jadwal mengulum serta menghirup penis Ven. Memandang panorama alam ini, kemaluanku juga mulai mengencang kembali.

Tidak lama Ris bangun serta duduk di atas Ven, setelah itu Ris memasukkan penis Ven ke vaginanya dengan posisi Ris di atas. Ris menaik- turunkan pantatnya dengan bibir Miss V mencengkeram penis Ven dengan erat. Kala Ris menaikkan pantatnya, bibir vaginanya ikut tetarik keluar mencengkeram kemaluan Ven. Sangat panorama alam yang sangat mengairahkan. 

Kian lama gerakan Ris kian kilat serta tidak lama Ris nampak menggapai orgasmenya serta menekankan pantatnya kuat- kuat sehingga penis Ven masuk sepenuhnya. Sehabis itu Ris menarik pantatnya serta jongkok di tepi ranjang sembari mengulum kemaluan Ven. Sedangkan vaginanya menuju ke arahku. Memandang panorama alam demikian, saya memasukkan penisku ke Miss V Ris dari balik, sedangkan mulutnya sibuk mengulum kemaluan Ven keluar masuk.

Kira- kira 10 menit setelah itu, Ris kembali menggapai orgasmenya serta saya rasakan vaginanya menjepit penisku dengan erat. Tidak lama saya juga kembali menggapai ejakulasi. Sehabis itu Ris mengelap sisa air maniku yang tertinggal di mulut vaginanya dengan handuk kecil, Ris setelah itu tiduran di ranjang serta Ven kembali memasukkan penisnya ke Miss V Ris.

Sehabis nyaris satu jam, serta Ris sudah menggapai 2 kali orgasme lagi, barulah Ven juga menggapai orgasmenya, tetapi kali ini Ven menghasilkan penisnya dari Miss V Ris, sehingga spermanya muncrat ke buah dada serta perut Ris. 

Sembari tersenyum Ris membalurkan mani tsb ke segala dada serta perutnya, buat menikmati kehangatannya. Sehabis itu Ris setelah itu mengelapnya dengan handuk kecil. Sedangkan Ven nampak keletihan tetapi sangat menikmati. Ven setelah itu mencium bibir Ris, istriku serta memeluknya. Ris mengatakan kalau dia sangat menikmati malam itu serta tersenyum manis kepadaku. Setelah itu mereka berdua tertidur di ranjang dengan badan telanjang, sedangkan saya tertidur keletihan di atas kursi.