Cerita Sex dengan Pembantu Baru dan Segala Kepolosannya

Sebut saja namaku Steven, aku mahasiswa di salah satu PTN top di Surabaya. Saat ini umurku 20 tahun. Jujur saja, aku tahu seks semenjak SMP. aku bahagia sekali terdapat web spesial buat bagi - bagi pengalaman semacam ini, sehingga apa yang sempat kita jalani dapat dibagi- bagi. 

Saat aku memahami seks ialah dikala secara tidak sengaja aku buka - buka lemari di rumah sahabat SMP- ku serta kutemukan tumpukan Video VHS tanpa foto di dalam suatu kotak. Karena penasaran film apa itu, kuambil satu serta langsung kucoba di video temanku di kamar itu yang kebetulan hening, sebab temanku lagi les. Kusetel film yang bertajuk.. 

apa ya? aku kurang ingat, nyatanya itu film dewasa. aku hanya sempat dengar teman- temanku sempat nonton film begituan, tetapi aku tidak begitu penasaran. 

Nah, dikala itu aku baru ketahui itu loh yang namanya BF. Kebetulan itu film seks tentang anak kecil yang masih mungil bercinta dengan ayahnya, oomnya, temannya serta lain - lain.

Aku juga mau cerita pengalaman pertamaku. Peristiwa ini terjalin kala aku masih SMA, di rumahku nyatanya terdapat pembantu baru. Orangnya masih cukup kecil dekat 12 tahun lah, tetapi itu ia yang membuatku suka. aku itu suka sama perempuan imut - imut yang masih agak kecil bisa jadi gara- gara video waktu itu. Serta yang sangat membuatku terangsang merupakan payudaranya yang masih baru berkembang.

Hari itu ia kerjaannya, biasalah kerjaan pembantu rumah tangga, ya ngepel, ya cuci serta lain- lain. Jika aku makan pagi, kadangkala suka memandang ia yang lagi ngepel and roknya agak terbuka sedikit, jadi tidak konsentrasi deh sarapannya sebab berupaya memandang celana dalamnya, tetapi sayang sulit. 

Buat awal - awal aku cuma dapat memohon dibuatkan teh ataupun susu. Lambat laun Karena Aku telah mau begitu memandang badannya itu, kuintip saja. 

Tetapi sayang sebab lubang yang ada kurang mencukupi, yang nampak cuma pantatnya saja, soalnya nampak dari balik. Kadang- kadang nampak depannya cuma tidak jelas, payah deh. Nah pada suatu hari aku nekat. Kupanggil ia buat pijati aku, oh iya nama ia Santi.

“ Santi.. pijitin aku dong, aku pegel banget nih abis maen bola tadi”, kataku.

“ Iya Mas, sebentar lagi ya. Lagi masak air nih, tanggung”, jawabnya.

“ Iya, tetapi cepet ya. Aku tunggu di kamar aku.” Cihuy, dalam hati aku bersorak. 

Nanti ingin tidak ia ya aku ajak begituan. Kemudian kubuka bajuku sembari menunggu ia. Kemudian pintuku diketuk,

“ Permisi Mas”, ketoknya.

“ Masuk aja San, tidak dikunci kok”, kemudian ia masuk sembari membawa minyak buat mijit.

Mulailah ia memijatku. Mula- mula ia memijat punggungku serta sembari kuajak ngobrol.

“ Kamu sekolah hingga kelas berapa san?” tanyaku.

“ Hanya hingga kelas 3 aja Mas, soalnya tidak bisa membayar”, jawab ia.

“ Saat ini lu usia berapa?” tanyaku lagi.

“ Usia aku baru ingin masuk 12 Mas.”

“ Udah gede dong ya”, kataku sembari tersenyum.

Kemudian aku membalikkan tubuh,

“ Pijitin bagian dadaku ya..” pintaku sembari memandang meminta.

“ Iya mas”, katanya. 

Ia memijat dadaku sembari agak menunduk, jadi pakaian yang ia gunakan agak nampak longgar jadi aku dapat memandang bra yang ia kenakan yang menutupi 2 buah buah dada yang masih baru berkembang. 

Wah, kemaluanku jadi tidak karuan lagi rasanya. Serta aku pula menikmati mukanya yang masih polos itu. Begitu ia selesai memijat dadaku, aku langsung bilang,

“ Pijatan lu enak”, terus aku nekat langsung meraba buah dada ia yang imut itu, tetapi nyatanya ia kaget serta langsung menepis tanganku serta langsung lari dari kamarku. aku kaget serta jadi khawatir jika ia memohon menyudahi serta bicara dengan ibuku. 

Gimana nich? aku langsung dihantui rasa bersalah. Ya telah ah, esok aku memohon maaf saja dengan ia serta berjanji tidak hendak mengulangi lagi. Benar saja, esok itu ia nyatanya agak khawatir jika melalui depanku. aku langsung bicara saja dengan ia.

“ san.. yang kemarin itu maaf ya.. Aku nyatanya khilaf, jangan bilang sama Bunda ya.”

“ Iya deh Mas, tetapi janji tidak seperti gitu lagi khan, abis Santi kaget serta khawatir”, kata ia.

“ Iya aku janji”, jawabku. 

Sebulan sehabis kejadian itu memanglah aku tidak terdapat kepikiran buat ngegituin ia lagi. Serta ia pula telah mulai biasa lagi. Tetapi pada suatu hari cocok aku lagi mencari celanaku di balik, bisa jadi celanaku lagi dicuci. Soalnya itu celana terdapat duitku di dalamnya. Yah basah deh duitku. Eh, cocok aku melalui kamar sang Santi, nampak melalui jendela nyatanya ia lagi tidur. Rok yang ia gunakan tersibak hingga ke paha. 

Yah, mencuat lagi deh ilham setan buat ngerjain ia. Tetapi aku bimbang gimana triknya. Kesimpulannya aku menciptakan ilham, esok saja aku masukkan obat tidur di minumannya. Serta aku menyusun rencana, gimana triknya buat berikan ia obat tidur. 

Esok cocok lagi makan serta kebetulan rumah lagi hening, aku mohon dibuatkan teh. Sehabis selesai ia buat serta diberikan ke aku. Kumasukkan saja obat tidur ke teh itu. Terus memanggil ia,

“ san.. kok tehnya rasanya aneh sih?”

“ Masa sih Mas?” kata ia.

“ Cobain saja sendiri”, ia langsung minum sedikit.

“ Biasa saja kok Mas..” katanya.

“ Coba lagi deh yang banyak”, kataku.

Ia minum separuh, terus aku bilang,

“ Ya udah yang itu lu abisin saja, tetapi buatin yang baru.”

“ Iya deh Mas, maaf ya Mas kalo tadi tehnya tidak enak”, jawabnya.

“ Tidak apa- apa kok”, jawabku lagi. Saya tinggal tunggu obat tidur itu bekerja. 

Nyatanya begitu ia ingin buat teh baru, eh ia telah ambruk di dapur. Langsung saja kuangkat ke kamarku. Begitu hingga di kamarku, kutiduri di kasurku. 

Sukses pula aku dapat bawa ia ke kamarku, pikirku dalam hati. Kemudian aku mulai membuka bajunya, gile.. aku deg- degan, soalnya awal kali nich! 

Nampak deh branya, serta di dalam bra itu terdapat barang imut berbentuk gundukan kecil yang dapat membuatku terangsang berat. Kemudian kubuka roknya, kelitan CD- nya yang bercorak krem. Badannya yang tinggal mengenakan bra serta CD membuat kemaluanku terus menjadi tidak tahan. 

Badannya cukup putih. Dalam kondisi separuh telanjang itu, posisi ia kuubah jadi posisi duduk, kemudian kuciumi bibirnya, sambil meremas- remas payudaranya yang masih agak kecil itu. Serta tanganku yang satu lagi mengusap CD- nya di bagian bibir kemaluannya. Kumasukkan lidahku ke mulutnya serta aku pula berupaya menghirup serta menjilati lidahnya. Dekat 10 menitan kulakukan perihal itu. Sehabis itu kubuka branya serta CD- nya. Wow, awal kalinya aku memandang seorang wanita dengan kondisi telanjang secara langsung. Payudaranya nampak begitu indah dengan puting yang kecoklatan baru hendak berkembang. 

Bagian kemaluannya belum ditumbuhi rambut- rambut serta nampak begitu rapat. Langsung kujilati serta kuhisap payudaranya. Serta buah dada yang satu lagi kuremas serta kuusap - usap dan kupilin - pilin putingnya. 

Putingnya nampak agak membeku serta agak memerah. Sehabis aku mainkan bagian payudaranya, kujilati dari dada turun ke arah perut serta terus ke arah bagian kemaluannya. Bagian itu nampak masih sangat polos, serta nampak memanglah semacam memiliki anak kecil. Kubuka kedua pahanya serta belahan kemaluannya, begitu kudekati mau menjilati. Tercium bau yang tidak kusuka, ah kupikir hirau amat, aku telah nafsu sekali. 

Kutahan nafas saja. Kubuka belahan kemaluannya serta aku memandang apa yang dinamakan klitoris, yang umumnya aku memandang di situs- situs X, kesimpulannya kulihat secara langsung. Kemudian kujilati bagian klitorisnya itu. Seketika ia mengerang serta mendesah,

“ Sshh..” begitu. aku kaget nyaris kabur. Nyatanya ia cuma mendesah saja serta senantiasa terus tidur. 

Kala aku jilati itu, nyatanya terdapat cairan yang meleleh keluar dari kemaluannya, kujilati saja. Rasanya asin plus kecut. Nah saat ini aku dalam kondisi yang amat terangsang, tetapi begitu kuperhatikan mukanya serta ke segala badannya aku jadi tidak tega buat merebut keperawanannya. aku kasihan tetapi aku telah dalam kondisi yang amat terangsang. Kesimpulannya kuputuskan buat masturbasi saja. Soalnya aku tidak tega. aku pakaikan ia pakaian lagi serta menidurkan di kamarnya. Yah, aku membebaskan pengalaman pertamaku buat bercinta dengan seorang wanita mungil berusia 12 tahun! 

Tidak ketahui deh aku menyesal ataupun tidak. Sehabis melepas peluang buat bercinta dengan Santi. aku jadi kepikiran terus. Tiap aku apa - ngapain, senantiasa ingat sama buah dada mungilnya Santi serta wilayah kemaluannya yang masih polos itu. 

Untungnya sang Santi tidak sempat merasa sempat di apa - apain sama aku. Ia senantiasa berlagak biasa di depanku tetapi aku nya tidak biasa kala memandang ia. Soalnya pikiranku kotor melulu. Pelampiasannya sangat aku masturbasi sembari memandang gambar - gambar XX yang aku miliki dari situs- situs lolita. 

Tetapi aku bosan pula serta hasrat mau nge-gituin sang Santi terus menjadi besar saja. Kayaknya aku telah tidak tahan. 

Akhirnya pada suatu waktu, aku menemukan berita yang amat sangat bagus, nyatanya orang tuaku ingin pindah ke luar negeri, sebab bapakku ditugasi ke luar negeri sepanjang 2 tahun. Jadi, aku tidak butuh khawatir ia mengadu sama ibuku, sangat aku ancam sedikit serta aku kasih uang ia diam. Sehabis kepergian orang tuaku ke luar negeri, aku langsung memiliki banyak planning buat ngerjain ia. 

Yang tentu aku telah malas membius - bius. Soalnya ia diam saja, tidak seru! Ya telah aku merancang buat memforsir ia saja. 

Pada suatu hari, kala Santi lagi mandi. Kuintip ia. Biasalah, hanya nampak belakangnya saja, tetapi aku jadi dapat mengestimasi jika ia telah selesai mandi langsung aku sergap saja. Untungnya sehabis ia selesai mandi, keluar kamar mandi mengarah kamarnya cuma mengenakan handuk saja tidak gunakan apa- apa lagi. Begitu keluar kamar mandi langsung kututup mulutnya serta kupeluk dari balik, dianya meronta- ronta. 

Hanya tenagaku sama tenaga anak usia 12 tahun menang mana sih. Kubawa masuk ke kamar ia saja. Soalnya jika ke kamar aku jauh. Nanti jika ia meronta - ronta malah lepas lagi. Cocok masuk kamar ia kujatuhkan ia ke kasur sembari menarik handuknya. Ia nampak ketakutan sekali dengan badan tidak menggunakan apa- apa.


“ Mas Steven jangan Mas” mohonnya.


“ Tidak apa - apa lagi san.. Sangat sakitnya sedikit entar lu tentu hendak ngerasain enaknya”, kataku.

Ia nampak semacam ingin teriak, langsung saja kututup mulutnya.

“ Jangan coba- coba teriak ya!” adikku.

Ia mulai menangis. aku jadi sedikit kasihan, tetapi setan telah memahami tubuhku.

“ Cobain enaknya deh..” kataku.

Sembari senantiasa menutup mulutnya kuraba serta kuelus payudaranya itu.

“ Santai aja, jangan nangis. Nikmati enaknya kalo buah dada lu di elus - elus”, kataku.

Sehabis kulepas tanganku dari mulut ia, langsung kucium bibirnya. 

Nyatanya ia cukup menikmati ciuman sembari payudaranya senantiasa kuremas- remas.

“ enak kan?” kataku. 

Ia diam saja. Terus kubuka CD- ku. Kukeluarkan batang kemaluanku. Ia kaget serta khawatir.

“ Tolong pegangin anuku donk.. dipijitin ya..” pintaku. 

Pertama- tama ia takut- takut buat memegang anuku, tetapi sehabis lama dipegang sama ia, ia mulai memijiti. 

Wah, rasanya enak sekali anuku dipijiti sama ia. Sehabis itu ia kusuruh berbaring,

“ Mas ingin mengapa?” tanyanya.

“ Saya ingin ngasih suatu perihal yang sangat enak, lu nikmatin aja” jawabku. Kubuka belahan pahanya, awal ia tidak ingin buka, tetapi sehabis kubujuk ia kesimpulannya membuka pahanya serta kujilati kemaluannya hingga ke klitorisnya. 

Ia mendesah- desah keenakan.

“ Tuh kan enak”, kataku. Kujilati hingga keluar cairannya. 

Saya merasa pemanasan telah lumayan, begitu kusiapkan batang kemaluanku ke depan liang kemaluannya ia menangis lagi serta berdialog,

“ Jangan Mas, aku masih perawan.”

“ Aku pun tau kok lu masih perawan”, jawabku. 

Saya senantiasa bersikeras buat menyetubuhinya. Cocok aku ingin mendesak kemaluanku masuk ke dalam liang kemaluannya, eh ia meronta serta ingin lari. Dengan kilat kutangkap. Wah, sulit nih pikirku. Kebetulan di kamar ia kulihat terdapat tali buat jemuran, kuambil serta kuikat saja tangan serta kakinya ke tempat tidur.

“ Saya ketahui lu masih perawan, abis gimana lagi aku udah amat terangsang”, kataku.

Ia memandangku dengan tatapan meminta serta sembari dengan keluar air mata.

“ Ataupun lu lebih suka melalui pantat, supaya perawan senantiasa terpelihara?” tanyaku.

“ Iya deh Mas, melalui pantat aja ya.. tetapi tidak apa- apa kan Mas? Nanti dapat rusak tidak pantat aku?” jawabnya.

“ Tidak apa - apa kok”, jawabku. Ya, telah kulepaskan talinya. aku tanya sama ia, ia memiliki lotion ataupun tidak, soalnya jika melalui pantat wajib terdapat pelicinnya. Terus ia bilang memiliki. 

Kuambil serta kuolesi ke pantatnya serta kuoleskan pula ke kemaluanku. Langsung saja aku ambil posisi serta sang Santi letaknya menungging serta pantatnya nampak jelas. aku mulai masukkan ke pantatnya. Awal agak sulit, tetapi sebab telah diolesi lotion jadi agak mudah.“ Seleb.. ahh.. enak sekali”, jepitan pantatnya sangat kokoh.

“ Aduh.. Mas, sakit Mas..” rintihnya.

“ Tahan sedikit ya san..” kataku. Langsung saja kugenjot.“ Gile banget, enaknya memohon ampun..

” Terus aku berfikir jika melalui kemaluannya lebih enak apa tidak ya? masih perawan lagi. Ah, melalui kemaluannya saja dech, hirau amat ia ingin apa tidak. Kulepaskan batang kemaluanku dari pantatnya. aku membalikkan tubuhnya terus kuciumi lagi bibirnya sembari meremas payudaranya

.“ Udahan ya Mas, aku telah cape..” pintanya.

“ Bentar lagi kok”, jawabku.

Sehabis itu langsung kutindih saja tubuhnya.

“ Lho Mas ingin mengapa lagi?” tanyanya sambil panik tetapi tidak dapat ngapa - ngapain sebab telah kutindih.

“ Tahan dikit ya san..” kataku. Langsung kututup mulutnya gunakan tanganku serta batang kemaluanku kuarahkan ke liang kemaluannya. Ia terus meronta - ronta. Santi menangis lagi sembari berupaya teriak tetapi apa energi mulutnya telah kututup. 

Kesimpulannya batang kemaluanku telah hingga pas di depan lubang kemaluannya. Saya ingin masukkan ke lubangnya susahnya memohon ampun, sebab masih rapat barangkali ya? 

Tetapi kesimpulannya kepala kemaluanku dapat masuk serta begitu kudorong seluruh buat masuk, mata Santi nampak mendelik serta agak teriak tetapi mulutnya masih kututup serta terasa olehku semacam menabrak suatu oleh kemaluanku di dalam liang kemaluannya. Selaput dara bisa jadi, kuteruskan ngegituin ia meski ia telah nampak sangat kesakitan serta berurai air mata. 

Kucoba lepas tanganku dari mulutnya. Ia menangis sembari mendesah, aku kian terangsang mencermatinya. Kugenjot terus sambil kupilin - pilin putingnya. Pada kesimpulannya aku keluar pula. Kukeluarkan di dalam lubang kemaluannya. 

Cocok kucabut kemaluanku nyatanya terdapat darah yang mengalir dari liang kemaluannya. Wah, aku merenggut keperawanan seorang anak wanita.

“ Santi.. sorry ya.. tetapi enak kan. Besok- besok ingin lagi kan..” tanyaku. Ia masih sesenggukan, ia bilang kalo kemaluannya terasa sakit sekali. aku bilang sangat sakitnya hanya satu hari sehabis itu enak.

Besok- besok ia aku kasih obat anti berbadan dua serta aku dapat berhubungan dengan ia dengan leluasa. Nyatanya sehabis setahunan aku dapat leluasa berhubungan dengan ia, ia memohon kembali ke kampung katanya ia dijodohin sama ibu dan bapaknya. Kuberikan duit yang cukup banyak. Soalnya ia tidak balik lagi.

“ Inget ya san.. kalo lu lagi pingin begituan dateng aja kemari lagi ya..”

Begitulah kisahku serta aku senantiasa suka sama wanita yang imut- imut. Yang kusuka itu wajib memiliki buah dada meski kecil.