Bercinta Bersama 2 Wanita Nakal

Kreek… Pintu kamarku dibuka. Saya lekas menengok ke arah pintu dengan blingsatan. Santi terpaku di depan pintu memandangi badan Mulan yang tergeletak bugil di ranjang setelah itu lanjut memandangi penisku yang telah mulai merenggang. Tetapi saya pula turut terpaku kala memandang Santi yang telah bugil abis. Saya tidak ketahui ketahui jika semenjak Mulan masuk tadi Santi mengintip di depan kamar.

“ Santi? Ng… anu..” antara khawatir serta nafsu saya pandangi Santi. 

Wanita ini lebih tua 2 tahun diatas Mulan. Pantas saja jika ia lebih matang dari Mulan. Walaupun mukanya tidak dapat menandingi keayuan Mulan, tetapi badannya tidak kalah menarik dibandingkan Mulan, terlebih dalam kondisi full naked seperti gitu.

“ Saya tidak hendak bilang ke om serta tante asal…”

“ Asal apaan?” Mata Santi sayu memandang ke arah Mulan serta penisku bergantian.

Kemudian ia membelai - belai buah dada serta vaginanya sendiri. 

Tangan kirinya bermain- main di belahan vaginanya yang sudah basah. Santi terencana memancing birahiku. Memandang adegan itu, gairahku bangkit kembali, penisku ereksi lagi. Tetapi saya masih mau Santi membarakan gairahku lebih jauh. Santi duduk di atas meja belajarku. 

Posisi kakinya mekangkang sehingga vaginanya membuka merekah merah. Tangannya masih terus meremas- remas susunya sendiri. Mengangkatnya besar seolah menawarkan segumpal daging itu kepadaku.

“ Mas Justin.. sini.. ay…” Saya tidak hirau ia mengilik bagai perek. 

Saya berdiri di depan wanita itu.

“ Sini.. mas mainin saya lebih hot lagi..” pintanya penuh hasrat. 

Saya gantiin Santi meremas - remas payudaranya yang dimensi 36 itu. 

Puting ujungnya telah bengkak serta keras, ciri Santi telah nafsu banget.

“ Eahh.. mmhh…” rintihannya sexy sekali membuatku terus menjadi memperkencang remasanku.

“ Eahhh.. mas.. sakit.. enak….” Santi memainkan jarinya di penisku. 

Mempermainkan buah zakar membuatku melenguh keasyikan.

“ Ers… tanganmu bandel banget…” Wanita itu cuman tertawa mengikik tetapi terus mempermainkan senjataku itu. 

Sebab gemas saya caplok susu- susu Santi bergantian. Kukenyot sembari saya tiup- tiup.

“ Auh…” Santi memencet batang penisku.

“ Ers… sakit sayang” keluhku diantara buah dada Santi.

“ Habis dingin kan mas…” balasnya. 

Sehabis puas saya pandangi wajah Santi.

“ Santi, ingin jurus baru Mas Justin?” Wanita itu mengangguk penuh semangat.

“ Jika gitu Santi berbaring di lantai gih!” Santi bagi saja kala saya baringkan di lantai. 

Kala saya hendak berputar, Santi mencekal lenganku. 

Wanita yang telah gugur rasa malunya itu lekas merengkuhku buat melumat bibirnya. Serbuan lidahnya merajalela di rongga mulutku sehingga saya wajib menghasilkan tenaga ekstra buat mengimbanginya. Tanganku dituntunnya mengusap - usap lubang kelaminnya.

Pasti saja saya langsung paham. Jari- jariku bermain di antara belantara gelap nan rimbun di atas bukit berkawah itu.

“ Mmmm… enghh…” Kami silih melenguh merasakan sejuta nikmat yang terbentuk. 

Saya ikut- ikutan merebah di lantai. Saya arahkan Santi buat mengambil posisi 69, tetapi kali ini saya yang terletak di dasar. Sehabis siap, tanpa wajib diperintah Santi lekas membenamkan penisku ke dalam mulutnya ( saya jadi beranggapan jika bocah ini telah berpengalaman). 

Santi bergairah sekali melumat penisku yang semenjak tadi berdenyut- denyut nikmat. Demikian pula saya, begitu nikmatnya menjilati lendir - lendir di tiap jengkal Miss V Santi, lagi jariku bermain- main di kedua payudaranya. 

Srup srup, demikian bunyinya kala kusedot lendir itu dari lubang Miss V Santi. Dimensi Miss V Santi sedikit lebih besar dibandingkan kepunyaan Mulan, bulu - bulunya pula lebih rimbun kepunyaan Santi. 

Serta klitorisnya… mmm… mungil merah kenyal serta menyenangkan. Jadi jangan ngiri kalo saya bener- bener melumatnya dengan lahap.

“ Ngngehhh…uuuhh..” lenguh Santi sembari terus melumat senjataku.

Lagi lendir kawinnya keluar terus.

“ Erss… isep sayang, iseppp…” kataku kala saya merasa ingin keluar. Santi menghirup kuat- kuat penisku serta crooott… cairan putih kental telah penuh di lubang mulut Santi. Santi menyudahi melumat penisku, setelah itu ia terlentang dilantai ( tidak lagi menunggangiku). Saya heran serta memandangnya.

“ Aha…” nyatanya ia menikmati rasa spermaku yang pula belepotan di mukanya, bawah bocah gemblung. 

Sebagian dikala setelah itu ia kembali melanda penisku. Menemukan serbuan semacam itu, saya malah ubah menyerangnya. 

Saya tumbruk ia, kulumat bibirnya dengan buas. Tetapi tidak lama Santi berbisik,

“ Mas.. saya udah tidak tahan…” Sembari berbisik Santi memegangi penisku dengan maksud memasukkannya ke dalam vaginanya. 

Saya memohon Santi menungging, serta saya siap menusukkan penisku yang perkasa. penisku itu kian tegang kala memegang bibir Miss V. Kutusuk masuk senjataku melewati liang kecil itu.

“ Sakit Mas…” Sulitnya masuk liang kawin Santi, untung saja dindingnya telah basah semenjak tadi jadi saya tidak sangat ngoyo.

“ Nggeh… dikit lagi Ers…”

“ Eeehhh… waaa!!”

“ Jlub…” 15 centi batang penisku amblas telah dikenyot liang kawin Santi. Saya diamkan sebentar kemudian saya kocok- kocok seirama desah napas.

“ Eeehh… terus mass… uhh…” Wanita itu menggeliat- geliat nikmat. Darah merembes di selakangnya. Entah sadar ataupun tidak tangan Santi meremas- remas payudaranya sendiri. 

5 belas menit penisku bermain petak umpet di Miss V Santi. Rupaya wanita itu enggan membebaskan penisku. Berulang- ulang kali spermaku muncrat di liang rahimnya. Berulang- ulang kali Santi menjerit menunjukkan kalau dia terletak di pucuk- pucuk kepuasan paling tinggi. 

Sampai kesimpulannya Santi kelelahan serta memilah tidur terlentang di samping Mulan. Letih sekali rasanya menggarap 2 daun muda ini. 

Saya tidak ketahui apa mereka menyesal dengan peristiwa malam ini. Yang tentu saya tidak menyesal perjakaku lenyap di vagina - vagina mereka. Habisnya puas banget. Paling tidak saya dapat menyembuhkan kekecewaanku kepada Rere. Malam kian hening. 

Saat sebelum yang lain pada kembali, saya lekas memindahkan badan Mulan ke kamarnya lengkap dengan pakaiannya. Begitu pula dengan Santi. Serta malam ini saya padat jadwal bergaya berpura - pura tidak tahu- menahu dengan peristiwa barusan.

Lagipula tidak terdapat fakta, sisa cipokan di leher Mulan telah memudar. He.. he.. he.. mereka hendak mengira ini cuma mimpi.