Bermain Bersama 3 Wanita Nakal Berkelas

 Sudah seminggu saya berada di ibukota menjalani seminar. Berarti telah seminggu juga saya menginap di rumah Ranti dan Anni. Rumah Ranti dan Anni telah seperti berbagai rumah saya sendiri. Siangnya saya muncul ke seminar serta malamnya saya bermalam di rumah ranti dan Anni. 

Makan minum saya hendak dilayan dengan sempurna. Ikatan saya dengan Rikni orang pendapatan ranti dan Anni, yang berasal dari Sumatera, Indonesia, bagaikan istri kedua saya. Saya seringkali terpaksa melayani nafsu sex kedua perempuan ini. 

Ranti dan Anni serta Rikni bagaikan perempuan bermadu, serta saya suami pinjaman mereka. 

Bermula dari kejadian yang berlangsung di kursi ruang tetamu. Membuat mereka ketagihan dan ingin terus menerus hari demi hari. 

Tetapi adegan kami buat seterusnya selalu kami lakukan di ruangan tidur. Kamar ranti dan Anni ruangan tidur Ranti sudah jadi ruangan tidur buat kami bertiga. Rikni, Ranti serta Saya kerap tidur bersama. Perilaku ranti dan Anni begitu open minded.

Tiada cemburu di antara mereka dengan Rikni, meski Rikni. Saya respect perilaku Ranti ini. Hari Sabtu petang, merupakan hari terakhir seminar, saat sebelum kembali ke rumah Ranti, saya berkeinginan ke halte Pudu Raya buat miliki tiket bus ekspedisi balik ke Pulau Pinang. Saya mondar mandir di depan lobi hotel, menunggu bellboy untuk pemanggilan teksi ke halte Pudu Raya. Belum juga bellboy menghubungi stesen teksi, ranti dan Anni telah tercegat di porch hotel.

“ Haii.. Sayang, seminar you selesai jam berapa tadi?” Sapa ranti dan Anni dengan manja.

“ Hai.. ra… habis 15 menit yang lalu.” Saya membalas sapaan ranti dan Anni. 

Ikatan saya dengan ranti dan Anni terus menjadi mesra, bagaikan pendamping pacar. ranti dan Anni mengganti panggilan kepada saya. 

Kekadang memanggil saya dengan panggilan sayang, kekadang pula dengan panggilan Yus. Begitulah kemesraan kami. Saya bahagia dengan panggilan ini. 

Penampilan ranti dan Anni sememangnya nampak anggun serta mempesona, meski telah dewasa 37 tahun, dengan solekan serta fesyen pakaiannya, menampakkan dirinya lebih muda daripada usianya. 

Bellboy tersenyum memandang telatah kami, apabila ranti dan Anni mendatangi saya serta memeluk pinggangku dan memperbaiki tali leher saya.

“ Yus dah minum.”

“ Mmmh sudah.” jawab ku ringkas. 

Harum sekali ferfume yang dipakainya

“ Ayang jadi balik Petang malam ni?”

“ Iya.” Jawab ku spotan.

“ Boleh tidak Ayang tanggu sehingga esok, besok ajalah sayang balik, boleh kan?” Ini yang saya tidak tahan ni, suara manja Ranti Ju membuatkan saya mengiyakan saja, saya semata - mata mengangguk kepala ciri sepakat. 

Lalu saya memutuskan untuk membatalkan pemesanan taksi.

“ Ok. Man, kensel, tidak payah call teksi.”

” I dah terdapat mobil.”

“ Terima kasih Man.” ranti dan Anni ke counter bellboy serta berikannya tip RM10.

“ Thanks.” Balas Bellboy. 

Saya pegang tangan ranti dan Anni mengarah ke mobil.

“ Yus, you pula yang drive.” Suara ranti dan Anni manja.

“ I tidak masalah Ni, I kurang paham jalan pulang nih.” Saya menolak lembut,

“ Ala, Ju kan terdapat di sebelah. nanti Ju guidelah.”

“ Please Ju i tidak biasa, Ju ajelah ‘yang drive, please……’.” Saya setengah merayu sembari menekan mesra hidungnya dengan jari. 

Ranti dan Anni akur, menghidupkan mesin mobil, dan tak bergerak lama- lama meninggalkan porch hotel. Sehabis mobil bergerak 1 kilometer, ranti dan Anni bertanya kepada ku.

“ Yus mau balik rumah ataupun mau ikut Ju?”

“ Terserah” Jawabku spontan. 

mobil bergerak lalu bergerak menuju apartemen.

“ Kita mau ke rumah siapa Ju?” Saya bertanya mau kepastian.

“ Ayang, kita singgah sejenak di sini, Rikni dah lama menunggu kita di tingkatan atas.”

“ Ini Apartemen Ju.” ranti dan Anni berikan penerangan.

“ Ju sewakan buat orang.”

“ Baru tadi malam dikosongkan.”

“ Jadi Ju tiba ni mau bantu Rikni bersihin apartemen serta jika ada yang ingin diperbaiki bantu juga.”

“ Bertuahnya sang jantan yang bisa miliki Mak Ranti ni. Beutique terdapat, banglo terdapat, apartemen terdapat.” 

Saya bersuara lama- lama setengah dengar.

“ You cakap apa tadi Yus?” ranti dan Anni bertanya, saat memandang saya bercakap sendirian.

“ Tidak habis pikir jika saya bisa sewa di sini pasti hebat sekali.” Saya mengalih tumpuan. Dalam lift, ranti dan Anni memeluk pinggangku dari balik, buah dadanya menonjol lembut terhimpit di balik ku. 

Batang ku telah tegang, mengencang. Saya berputar dan memeluk ranti dan Anni secara berhadapan. Saya kucup bibirnya. Ia menolak lembur.

” Ayang jangan di sini, kita dalam lift ini, nanti terlihat dek orang, baru padan muka.” Katanya sembari ketawa kecil. 

Saya hanya tersenyum. Hingga di tingkatan 10, ranti dan Anni mengetuk pintu, Rikni menyongsong kehadiran kami. Menawan Rikni dengan maxi pendek serta pakaian sendat di paras pusat yang dipakainya. 

Semacam biasa Rikni menanggalkan tali leher yang saya gunakan, sembari memeluk pinggang ku manja, tangan kanan saya memeluk pinggang ranti dan Anni beriringan melangkah masuk ke ruang tamu. Kondisi di dalam rumah sudah siap dibersihkan, perlengkapan perabotnya tersusun apik. Mayoritas perabotan di import dari luar negara.

“ Bang Yus serta Kak Ju duduk istirahat duluan iya, sebentar Rik bawakan minumnya.” Rikni lalu berangkat ke ruang dapur. 

Saya serta Ranti duduk di kursi sembari menunggu minuman. Di sebelah rak kursi ada bakul sampah, di dalamnya terdapat pesan khabar serta majalah yang sudah dibuang. 

Rikni tiba dengan dulang minuman. Kami bertiga minum bersama.

“ Siapa penyewa apartemen ini, Ju?” Saya memulakan pembicaraan.

“ Penyewa apartemen ni yang lepas ke?”

“ Yalah penyewa yang baru keluar dari rumah ni lah Ju” Saya pun ngk tau.

“ Ju rasa Yus juga tahu orangnya, recording artis. penyanyi dangdut yang seksi tu, sewa bersama artis film yang lagi top saat ini ni.” ranti dan Anni bangun dari kursi diringi Rikni bergerak masuk ke dalam ruangan sebelah. 

Dari dalam tempat sampah saya menemukan satu majalah yang sudah dibuang. 

Majalah buat dewasa, majalah sex. Saya melihat foto yang dimuatkan di dalamnya. Tertera foto aksi perempuan lagi below job replika batang lelaki beserta gambar yang satu lagi aksi perempuan lagi memasukan replika batang perlu ke dalam lubang pantatnya. 

Batang ku mulai mekar mengencang. Lagi saya membelek helaian foto dalam majalah, kaget saya dengan panggilan ranti dan Anni.

“ Yus, meh tolong Ju sebentar.” Saya bangun dari kursi bersama majalah di tangan serta bergerak memperoleh ranti dan Anni.

“ Tolong  nyalakan AC ruangan ni.” Pinta ranti dan Anni sebaik sahaja memandang saya melangkah masuk.

“ Tombolnya gak mau di tekan, keras, gak mau terus.” Sambung Rikni, tangan kanannya dinaikan ke atas memencet tombol switch AC. 

Saya merenung bahagian pusat Rikni yang terdedah pada pemikiran. Putih lembut. pusatnya melingkar ke dalam.

“ Bang Yus, matanya melirik ke mana sih?”

“ Tolong Tarik.” Rayu Rikni apabila menyedari tumpuan mata ku arah pusatnya yang terdedah. 

Ranti dan Anni duduk menyilang kaki sembari membersih plastik penutup lampu tidur, memandangku dengan senyuman yang menggoda. 

Pahanya yang putih gebu terserlah apabila kain ketat yang dipakainya terbelah di balik. Saya semata- mata menelan air liur. 

Majalah yang saya membawa tadi saya taruh diatas meja lampu tidur. Terus memperbaiki switch AC.

“ Siap. AC sudah bisa menyala dengan baik. Mana upahnya?” Saya memancing atmosfer. Rikni dengan spontan memeluk serta mencium bibir ku.

Saya membalas ciuman dengan menghisap bibir Rikni. Tangan ku menjalar ke balik di balik Rikni terus ke dasar sampai ke punggung Rikni. Tangan kanan saya usap punggung Rikni serta yang kiri saya sikat lembut di celah selakangnya.

“ Klo di sini, bang Yus?” Pelukkan kami terlerai, apabila ranti dan Anni bergerak mendatangi kami bersama majalah yang saya membawa masuk tadi.

“ Rik. kamu amati ni.” Sembari menunjuk foto perempuan dengan aksi yang saya amati tadi.

“ Kot yang tiruan, mengapa gak dipanggil bang Yus, bang Yus kan dapat menolong.” Komen Rikni, apabila terpandang aksi tersebut. 

Saya tersenyum bungkam. Rikni memandangku penuh bermakna, dipegangnya tanganku mengajak duduk di tepi birai kasur.

“ Kak Ju, gimana sih? Mau jadi penonton?” Begitulah akrabnya ikatan kedua perempuan ini. ranti dan Anni masih teringat membelek majalah yang terdapat di tangannya. 

Rikni bangun semula memperoleh ranti dan Anni. Rikni serta ranti dan Anni telah terletak di sisi ku. Kami bertiga berdiri di tepi kasur. Rikni di sebelah kiri ku serta ranti dan Anni di kanan ku. 

Dengan spontan Rikni menanggalkan baju ranti dan Anni. ranti dan Anni tidak membantah, malah ikut menolong. Saat ini ranti dan Anni cuma dibalut baju dalam. Montok buah dada mak Ranti ni. Disebalik seluar dalam Ranti yang nipis itu nampak warna kehitaman bulu pantatnya. Batang ku terus mengencang. Saya merapatkan tubuh saya dengan ranti dan Anni. Ranti pula menanggalkan baju ku.

Kami masih lagi berdiri di tepi kasur. Bibir ranti dan Anni saya kucup mesera. Matanya kuyu serta layu keghairahan. ranti dan Anni berikan reaksi balas. Lidah ku dikulum serta dihisap ke dalam mulutnya. 

Rikni membongkok serta melurut seluar dalam ku ke dasar. Dipegangnya batang ku, dibawa ke mulutnya, dijilat dengan hujung lidah, semacam menjilat ice cream. totalitas kepanjangan batang ku saat ini terletak di dalam mulut Rikni.

“ Mmmmh mmmmm.” Nada yang keluar dari mulut Rikni serentak keluar masuk batang ku ke dalam mulutnya. Nyonyotan serta isapan berterusan. Batang perlu ku jadi sasaran mulutnya. 

Terasa enak yang tidak terhingga apabila sentuhan bibirnya mengulum batang perlu ku. Sekali sekala ujung lidahnya mencuit - cuit lubang kecil tengah di kepala takuk ku. 

Saya bertahan daripada muntah sangat dini. Rikni dengan aktiviti below jobnya. ranti dan Anni saat ini ini berkeadaan baring terlentang di atas kasur dengan kedua kakinya berjuntai ke dasar. 

Saya melurut seluar dalamnya serta ranti dan Anni mengangkut punggungnya berikan laluan keluar dalam ditanggalkan. 

Terserlah pantatnya yang menonjol tembam. Kedua bibirnya agak tebal sedikit melindungi ujung kelentitnya yang bercorak pink. Saya merapatkan muka ku betul - betul di celah kelangkangnya. 

Bibir pantatnya saya jilat dari dasar ke atas. ranti dan Anni merengek

“ Ahaaaaaa, aaaaaaaa, aaaaaa. nikmatnya Yus…teruskan yus.” Saya sentuh lidah ku kiri serta kanan rongka pantatnya. Pantat Ranti telah banyak air, aroma dari bau air pantatnya saya tidak pedulikan lagi. Rengekannya berterusan

“ Aaaaaaaaaa, aaaaaaaa.” Tiap kali saya lidahku memegang biji kelentit nya, terangkat punggung ranti dan Anni. Rengekan suaranya terus menjadi kokoh apabila saya menghirup biji kelentitnya.

“ Aaaaaaaaaaaa. aaaaaaaaa. aaaaaaa ummhhhhhhh. ummmhhh. Yus.. Ju dah tidak tahan ni..” Nyaris 15 menit adegan oral sex, jilat menjilat pantat ranti dan Anni ini. 

Ranti telah tidak tahan lagi, telah hingga klimaksnya. Rambut ku di pegang serta di tarik.

“ ohhh… oohh Yus, teruskan Yus.. Aaaaaaaaa ummmhhhhh aaahhhhhh.” ranti dan Anni meregek terus menjadi kokoh. Saya pelbagaikan sentuhan lidah serta jilatan diperhebatkan. Punggung ranti dan Anni terangkat- rangkat sebagian kali. 

Posisi bertukar, Kami bertiga telah terletak di atas kasur. Saya baring terlentang di atas tilam. Rikni duduk bertinggung di hujung kepala ku. Pantatnya bisa ku amati dengan jelas. Dengan posisi yang sebegitu bibir pantat Rikni ternganga, betul- betul didepan mata ku. Bibir pantatnya beralun nipis namun bersih. Kelentitnya runcing di hujung. 

Lubang pantatnya gelap merah- kemerahan. Telah juga nampak basah. Saya mendongak menjilat pantatnya. Apabila saja lidah ku menerjah masuk kelubang pantatnya, Rikni merengek- rengek kecil.

“ Aaaaa. aaaa aaaa. Enaknya bang Yusri…. gak harus menyudahi bang…. Bang Yus, Rik ngak tahan sih…” Rengekan terus menjadi kokoh lagi apabila lidah ku mencuit serta menjilat biji kelentit nya.

“ Bang bang Aaaaauuuuuuuu. aaaaaaaaau.” ranti dan Anni pula sepertimana Rikni, posisi mencangkung di atas tubuhku. Batang ku yang keras menegak berdimensi 6 1/ 2 inchi ini, betul- betul terletak antara rekahan bibir pantat ranti dan Anni.

Tunggu buat menerjah masuk ke dalam lubang pantat ranti dan Anni yang telah ternganga. Ranti memegang batang ku serta membawanya ke permukaan lubang pantatnya. Memencet dari atas, lubang pantatnya menelan batang ku sampai ke pangkal.

“ Ohh… Yus… sedapnya….” Sehingga bibir pantatnya berjumpa dengan pangkal batang ku. Nikmatnya lubang pantat mak Ranti ni tidak terkata, terasa ketat di dalamnya. 

Punggung ranti dan Anni ke atas ke dasar menghenjut batang perlu ku.

“ Yus…. sedapnya Yus, ohh… sedapnya yus…. ohhh yus.. aaaaaaa. aaaa. aaaaaaa,” mengiringi tiap kali lubang pantatnya menelan kepanjangan batang ku. Rengekan

“ aaaaaaaaaa. uuuuhhhhhh aaaaaaaaa. aaaaaaaa.” berselang seli antara ranti dan Anni serta Rikni. 

Pantat Ranti menelan batang perlu ku, pantat Rikni pula menerima jilatan ku. Kedua- duanya merasa kenikmatan bersama serta serentak. Adegan ini berterusan agak lama pula. Saya dah tidak tahan lagi, merasai kenikmatan lubang pantat mak Ranti ini. Memandang respon ku yang nyaris klimak, ranti dan Anni memohon Rikni pula terletak di letaknya. 

Kali ini giliran lubang pantat Rikni pula menelan batangku. Batang ku menerjah masuk ke lubang pantat minah indon ini. Bolos serta licin dengan air pantat Rikni yang terus menjadi banyak. 

Bulu ku telah basah keseluruhannya.

“ enak nya bang Yus…bang banggg aaaaaaaa.. aaaa.. aaaaa.” rengekan Rikni mengikut irama sorong tarik dari atas ke dasar.

“ Bang Yus.. airnya lepaskan di dalam iya, bangggg……. aaaa… aaaa… aaaaaa….” ranti dan Anni bergerak ke arah posisi 69, buntutnya menghala ke muka ku dalam kondisi menonggeng. 

Punggungnya di angkat ke atas, tetek serta wajahnya di sembam atas perut serta pinggang ku. Pantat serta lubang duburnya terlihat jelas daripada balik. Dengan memakai 2 jari, saya sorong tarik masukan jari ke dalam lubang pantat ranti dan Anni.

“ Yus… teruskan Yus….. kokoh lagi Yus… aaa.. aaa.. aaaaaaa..” Kedua- duanya merengek serentak, aaaaaaa…. aaa… aaaaaaaa… aaaaaaaa.. Henjutan Rikni terus menjadi kokoh turun naik.

Lubang pantat Rikni menelan batang perlu ku, dalam masa yang sama lubang pantat ranti dan Anni menerima sorong tarik 2 jari ku. Saya dah tak nak tahan lagi. 

Saat ini giliran saya pula,“ aaaaaahhhh……. uuhhhh……. kedua tangan ku memencet tilam, menolak naik punggung ke atas berikan ruang kepada batang perlu ku rapat serapatnya ke dalam lubang pantat Rikni, air putih pekat saya terpancut ke dalam lubang pantat Rikni, Rikni sambut dengan rengekan yang lumayan hebat

“ aaaaaaa. aaaaaa.. bang Yusss.. ohhh ooohhh.. banggg Yus..” Batang ku masih lagi terletak di dalam pantat Rikni menghabiskan saki baki pancutan. 

Sebagian kala setelah itu Rikni bangun dari letaknya berkongsi dengan ranti dan Anni menjilat serta mengulum batang perlu ku. 

Terasa ngilu apabila bersentuhan dengan lidah mereka berdua. Saya, Rikni serta ranti dan Anni tiap - tiap terlentang kepenatan di atas kasur. Kami bertiga masih dalam kondisi berbogel.

“ Rik. telah puas kamu.” Saya bersuara memohon kepastian.

“ Iya bang Yus” Balas Rikni tersenyum.

“ Bang Yus gimana sih?”

” Waduh enak sekali. Rik.”

“ Yus,” ranti dan Anni bersuara manja.

“ Ayang tinggal aje di mari ye. Ju harap Yus tidak keberatan. Ju dah mulai mencintai diri you, Yus. Tetapi tidak tahulah pula perasaan Yus gimana.”

Luahan perasaan Ranti membuatkan saya serba salah.

“ Rik kalian gimana sih?” Saya memohon pemikiran Rikni.

“ Iya, Rik pula sama dengan Kak Ju. Telah tentu Rik sayangkan Abang Yus. Terima aja deh.” Ucap Rikni kepada ku.

“ Ok, dapat diatur, tetapi dengan ketentuan esok Rik serta Ju misti turut Yus ke Penang.” Saya berikan persetujuan. ranti dan Anni mengukir senyum, bangun serta meninggalkan saya serta Rikni yang masih di atas kasur. 

Dicapainya tuala buat membalut badannya yang masih belum berpakaian. Lewat hp ranti dan Anni memencet punat nomor untuk melakukan telepon. Dari perbuatannya ia memohon di hantar mobil mercedes putihnya ke workshop buat di service.

” I memohon you yakinkan mobil i 100 persen baik. Esok petang i nak ke Penang. Thank you bye.”