Birahi Bersama Sahabat Istriku Part 3

Sebelumnya

Tiba² Lina memberontak, lekas menarik saya mendekatinya. Tangan kananku ia pegang serta sentuhkan ke kemaluannya. Sembari matanya masih terpejam, ia memeluk saya serta langsung mencium bibirku yang masih belepotan dgn lendir kenikmatannya. Saya ketahui apa yg ia ingin. Saya perkenankan bibir serta lidahnya menari di mulutku menyapu seluruh sisa lendir yg terdapat disitu. Jari tanganku saya benamkan ke dalam vaginanya serta saya gerakkan masuk keluar dgn kilat. Badan Lina kembali menggigil serta vaginanya menghasilkan cairan lagi. Ternyata itu merupakan sisa orgasmenya.

Kami masih berciuman hingga badan Lina mulai merenggang. lama- lama saya angkat tangan kananku dari selangkangannya, saya peluk ia dgn lembut. Bibirku lama- lama saya lepaskan dari cengkeraman mulut Lina.

Badan Lina tergolek lemah seolah tanpa tulang. Matanya sedikit terbuka memandang mesra ke arahku. Bibirnya sedikit menyungging senyum penuh kepuasan.

“ Mas…. itu tadi luar biasa Mas… Lina belum sempat digituin… Mas Ben hebat.. makasih Mas… Lina hutang banyak ama Mas Ben.”
“ Lin saya pula sangat bahagia kok dapat membuat Lina puas semacam itu.”

Sembari saya kecup lembut keningnya. Mata Lina berbinar penuh rasa terima kasih. Saya merasakan kenikmatan batin yang luar biasa dikala itu. Kami tiduran telentang berdekatan buat sebagian dikala. Penisku masih tegang berdiri, tetapi saya tidak hiraukan sebab nanti tentu hendak bisa giliran pula.

Lina bangkit dari tempat tidur serta berjalan ke kamar mandi. Kali ini saya perkenankan di mensterilkan dirinya sendiri. Saya senantiasa tiduran sembari mengenangkan keelokan yg baru saya natural. Tidak berapa lama Lina telah kembali serta ia langsung tiduran di sampingku. Matanya memandang lekat ke penisku seolah ia baru sadar terdapat barang itu disitu.

“ Mas Ben pengen diapain?” Lina bertanya manja.
“ Terserah kamu Lin, umumnya ama Pras gimana dong?” Saya coba memancing
“ Bisanya langsung dimasukin aja Mas. Lina tidak sering puas ama ia.”
“ Oh… terus Lina penginnya gimana?”
“ Ya seperti ama Mas Ben tadi, Lina puas banget.… Lina pengen cium memiliki Mas Ben boleh tidak?”
“ Emang Lina belum sempat?”
“ Belum Mas,” agak jengah ia menanggapi,“ Mas Pras tidak sempat ingin.”
“ Ya silahkan jika Lina ingin.”

Tanpa menunggu komando Lina lekas merangkak memusatkan kepalanya mendekati selangkanganku. Ia pegang batang penisku, ia mengamati dari dekat sembari sedikit melaksanakan gerakan mengocok. Sangat kaku serta canggung.

“Silahkan Lin,, saya gak apa² kok. Jika Lina suka, lakuin apa yg Lina ingin.”

Dgn penuh keraguan Lina mendekatkan mulutnya ke kepala penisku. Pelan² ia buka bibirnya serta memasukkan helmku kedalam mulutnya. Cuma hingga sebatas leher setelah itu ia sedot lama - lama. Ia senantiasa melaksanakan itu buat sebagian dikala tanpa pergantian. Pasti saja saya tidak dapat merasakan sensasi yg sepatutnya. Rupanya ia belum sempat melaksanakan oral ke penis lelaki.

Dgn lembut saya pegang tangan kiri Lina. Saya genggam jemarinya yg lentik serta saya tarik mendekat ke mulutku. Saya pegang telunjuknya setelah itu saya masukkan ke dalam mulutku. Saya gerakkan masuk keluar dan lembut sambil sesekali saya jilat dgn lidahku dikala jari lentiknya masih dalam mulutku. Lina lekas mengerti kalau saya lagi berikan“ tutorial” gimana sepatutnya yg ia jalani. Tanpa ragu ia mempraktekkan apa yg saya jalani dgn jarinya.

Batang penisku dimasukkan ke dalam mulutnya, setelah itu kepalanya di- angguk²kan sehingga senjataku tergesek keluar masuk mulutnya yg sensual itu. Sekalipun masih agak canggung tetapi saya mulai dapat merasakan“ pelayanan” yg diberikan Lina kepadaku. Terus menjadi lama ia terus menjadi tenang serta tdk kaku lagi. Kadangkala ia mainkan lidahnya di sekitar kepala penisku dalam mulutnya. Wow.. dlm sekejap Lina telah mulai pakar dalam oral sex.

Kayaknya Lina sendiri mulai dapat merasakan sensasi dari apa yg ia jalani dgn mulut serta lidahnya. Ia mulai berani bereksperimen. Kadangkala ia keluarkan penisku dari mulutnya, menciumi batangnya setelah itu memasukkannya kembali. Sesekali ia cuma menghirup kepalanya sambil mengocok batang kemaluanku. Saya mulai merasakan rangsangan serta turut menikmati game mulut Lina.

“ Gimana Lin rasanya?”
“ Mas… Lina merasakan rangsangan yg luar biasa, Penisnya Mas nikmat.. Lina suka.”

Saya bangkit berdiri di atas kasur sambil bersandar di bilik kepala ranjang. Lina langsung ketahui wajib gimana. Ia duduk bersimpuh di hadapanku serta kembali menghirup penisku. Kepalanya senantiasa digerakkan maju mundur. Serta saat ini ia menciptakan metode baru. ia menjepit batang penisku diantara kedua bibirnya yg terkatup. Setelah itu ia meng- angguk²kan kepalanya. Wow… sangat Lina kilat belajar dalam perihal beginian. Batang serta kepala penisku digesek dengan bibir tebalnya yg terkatup. Saya menolong ia dengan menggerakkan pantatku maju mundur.

“ Ohhh Lin…. mulutmu nikmat sekali… terus Lin.”
“ Mas Ben suka? Winda kerap ya giniin Mas Ben?”
“ Iya Lin… tetapi saya lebih suka kalian… bibirmu seksi sekali.. ooohhh Lin.. Winda pula suka.. isep bolaku serta jilati seluruhnya Lin.. ohhh.”

Lina warnanya tidak ingin kalah, ia lekas membebaskan batang penisku dari mulutnya serta mulai menjilati serta menghirup bola kembarku. Tangannya sambil mengocok batang kelakianku. Oh sangat nikmat. Saya belai rambut Lina serta saya usap kepalanya. Lina suka sekali serta ia masih terus menggerayangi segala selangkanganku dgn lidahnya. Rasanya sangat nikmat.

Setelah itu kami berubah posisi. Saya kembali tidur telentang serta Lina saya memohon merangkak di atasku dengan posisi kepala terbalik. Kami di posisi 69 serta ini merupakan salah satu favoritku. Lina saat ini telah lumayan mahir dalam oral sex. Ia lekas mengulum batang penisku, saya juga mulai menjilati bagianya. Dengan posisi ini liang kenikmatan Lina sangat terbuka dihadapanku serta saya lebih bebas menikmati dgn bibir serta lidahku.

Saya jilat serta hirup klitoris Lina yg telah menantang serta jariku mengeduk liang senggamanya. Sesekali saya ciumi bibir vaginanya yang begitu memicu. Lina juga tidak ingin kalah, ia melaksanakan seluruh metode yg diketahui terhadap tongkat kejantananku. Ia mainkan gunakan lidah, ia kocok sembari ia hirup, ia mainkan kepala penisku mengitari kedua bibirnya. Sangat nikmat sekali.

Tak lama saya mulai merasakan kalau Lina telah tdk dapat menahan lagi, Pantatnya mulai bergoyang limbung kegelian, tetapi saya menjilati terus klitorisnya sambil jariku me-nusuk² liang kenikmatannya. akhirnya Lina hingga pula di puncak nikmatnya. Badannya mengencang, gerakan anggukan kepalanya sembari menghirup penisku terus menjadi merajalela. Badannya gemetaran tetapi ia senantiasa tidak rela melepas penisku dari mulutnya. Saya terus menjadi aktif mencium klitorisnya serta mengeduk vaginanya dgn jariku. Badan Lina tiba² mematung serta saya rasakan cairan hangat meleleh keluar dari liang senggamanya.

Saya langsung menutup lubang Miss V Lina dgn mulutku serta membiarkan cairan kenikmatannya membasahi lidahku. Rasanya asin tetapi sama sekali tidak amis sehingga saya tidak ragu menelan cairan itu hingga tandas.

Setelah itu lama- lama saya mulai lagi mencium serta menjilati segala permukaan Miss V Lina. Otot Lina telah agak mengendur pula. Ia mulai lagi melaksanakan seluruh eksperimen dan mulut serta lidahnya ke penisku. Kami mulai lagi dari dini. Lama- lama tetapi tentu, Lina mulai mendaki lagi puncak kenikmatan birahinya.

Saya tangkupkan kedua tanganku ke bukit pantat Lina serta mulai membelai serta meremas lembut. Lina menanggapinya dengan sedotan panjang di penisku. Lidahku kembali menelusuri seluruh penjuru selangkangan Lina. Sebagian dikala setelah itu saya mulai merasakan badan Lina kembali gemetaran. Saya cium bibir bawahnya serta saya sorongkan lidahku sedalam mungkin ke dalam guanya yg memicu.

Saya pun mulai merasa jika pertahananku mulai goyah serta bendungan aku hendak lekas ambrol. Lina memesatkan gerakan kepalanya serta akupun menghirup kian kokoh vaginanya. Saya telah tidak kokoh menahan amarah spermaku serta…

“ Croooottsss crooots croots.”

Lahar hangat menyembur di dalam mulut Lina. Buat sedetik Lina agak kaget tetapi ia kilat paham. Ia lekas memusatkan gerakan kepalanya sambil menelan segala air maniku.

“ Crot.. crot.”

Sisa maniku kembali menyembur, serta kali ini Lina menyambutnya dgn hisapan kokoh di penisku, seolah mau menyedot apa yg masih tersisa di dalam situ. Saya merasakan nikmat yg luar biasa. Ekspresi kenikmatan ini saya lampiaskan dengan terus menjadi edan menjilati serta menyedot Miss V Lina. Warnanya Lina pula telah nyaris mencapai klimaksnya. Belaian lidahku di mulut vaginanya membuat puncak itu terus menjadi kilat tercapai. akhirnya sekali lagi badan Lina mengencang serta cairan hangat kembali meleleh dari kawahnya. Lidahku kembali menerima siraman lendir kenikmatan itu yg lekas saya telan.

Sebagian dikala setelah itu, dgn enggan Lina bangkit serta tiduran telentang disampingku. Penisku, meski masih berdiri, tetapi telah tidak setegak tadi. Lina memelukku dgn manja serta kami berciuman dgn mesra.

“ Lin… gimana?.. puas?… sorry tadi saya tidak tahan keluar di mulut kalian.”
“ Lina puas sekali Mas.. hingga 2 kali gitu lho…. Lina suka mani Mas Ben… asin² gimana gitu. Kapan² boleh memohon lagi dong Mas,” Lina mulai keluar kenesnya.
“ Boleh aja Lin,,, asal disisain buat Winda.. hehehe,”

Lina mencubit centil lenganku.

“ Ihhh… Mas Ben… bisa aja deh… emang Mas kerap style gituan dgn Winda?”

Saya ketahui Winda pula kerap menceritakan soal aktivitas sex kami ke Lina jadi saya percaya Lina telah diketahui pula.

“ Enggak lah… ini baru awal dgn kalian Lin.”
“ Ah Mas bohong.. Winda kan kerap cerita ke Lina, katanya Mas Ben pinter ngeseks. Makanya diam² Lina pengin main ama Mas.”
“ Udah kesampaian kan keinginanmu Lin.”
“ Iya sih… tetapi Mas jangan marah ya… Lina kerap bayangin kita main bertiga dgn Winda.. Mas ingin tidak?”

Kaget pula kau mendengar kemauan Lina ini. Jujur saja saya pula kerap berfantasi membayangkan alangkah nikmatnya bercinta dgn Winda serta Lina sekalian. Tetapi pasti saja saya tidak sempat berani ngomong dgn Winda. Karena dapat memulai Perang Dunia III, lagipula itu kan cuma fantasi liar saja.

“ Ingin sih Lin.. tetapi kan tidak bisa jadi… Winda tentu marah besar.”
“ Iya ya… Winda kan orangnya agak alim.”

Kami terus berbincang hal² demikian hingga kira² 10 menit. Setelah itu dgn malas kami ke kamar mandi buat mensterilkan diri. Di kamar mandi kami silih menyabuni serta silih mensterilkan badan kami. Saya jadi terus menjadi mengagumi badan Lina. Tidak terdapat segumpal lemak pun di badannya serta seluruhnya padat berisi.

Sehabis mengeringkan diri kami kembali ke atas ranjang serta berpelukan mesra. Sembari silih berciuman saya mulai menggerayangi badan molek Lina, Tidak bosan²nya saya meremas serta menghisap buah dadanya yg sangat fresh itu. Lama- lama saya mulai menghujani leher serta pundak Lina dgn ciumanku. Tidak hingga disana saja, mulutku mulai saya arahkan ke dada Lina.

Buah dadanya yg tegak mulai saya cium serta saya gigit² lembut. Lina sangat menggemari apa yg saya jalani.

“ Ahhhh… iya Mas…. disana Mas… ahhhhh Lina terangsang Mas.”

Lidahku menjilati puting susunya yg mungil serta keras itu. Lina terus menjadi menggelinjang. Tangannya menyusup ke dasar ke selangkanganku. Dipegangnya batang kemaluanku yg masih agak lemas. Ia permainkan penisku dgn jari²nya yg lentik. Ingin tidak ingin burungku mulai hidup kembali. Lina dgn lembut mengocok tongkat kelakianku.

Sembari masih mengulum putingnya, tangan kananku kembali bergerilya di wilayah kemaluan Lina. Jariku saya rapatkan serta saya tekan bukit kemaluan Lina sambil saya gerakkan memutar. Ia pula menimpali dgn menggoyangkan pantatnya dgn gerakan memutar yg seirama.

“ Mas…. aaahhhh Mas…. nikmat Mas… ahhh terus… iya.”

Sembari mendesah ia menarik pantatku mendekat ke kepalanya. akhirnya saya terpaksa membebaskan hisapanku di putingnya serta duduk berlutut di sisinya. Lina terus memencet pantatku hingga akhirnya mulutnya menggapai batang kemaluanku yg telah tegak menantang. Tangan kiriku saya tempatkan di belakang kepalanya buat menyangga kepalanya yg agak terangkat. Penisku kembali ia kulum serta jilati.

“ Oooh Lin… nikmat Lin… saya suka Lin…”

Saya juga menggerakkan pantatku maju mundur. Lina membuka lebar mulutnya serta menjulurkan lidahnya sehingga batang penisku meluncur masuk keluar mulutnya ter - gesek² lidahnya. Sangat luar biasa apa yang saya rasakan dikala itu.

Sedangkan itu tangan kananku terus memencet serta memutar bukit Miss V Lina. Kadangkala jariku saya selipkan ke celah kecil diantara kedua bukit itu serta mengusap klitoris Lina.

“ Ahhh Mas… Lina tidak tahan Mas… ahhhhh.. iya…. aaahhhh.”

Saya lekas merubah posisi. Kedua tangan Lina saya letakkan di balik lututnya serta membuka kedua lututnya. Saya angkat pahanya sehingga liang vaginanya menganga menghadap ke atas. Lina menahan dengan kedua tangan di balik lututnya. Saya duduk bersimpuh di hadapan lubang kemaluan Lina. Penisku saya arahkan ke lubang yg telah menganga itu.

Saya tusukan kepala penisku ke mulut lubang serta saya tahan disitu. setelah itu dgn tangan kananku saya gerakkan penisku memutari mulut liang senggama Lina.

“ Masss.. ahhhhh… tidak tahan… mari… ahhhhhh.”

Saya terencana tdk ingin sangat cepat menusukkan batang kejantananku ke gua kenikmatan Lina. Saya gesek²an kepala penisku ke klitoris Lina. Ia terus menjadi menggelinjang menahan nikmat. akhirnya tanggul Lina bobol pula. Tidak heran, dengan gosokan jari saja ia tadi dapat mencapai orgasme terlebih ini dgn kepala penisku, pasti rangsangannya lebih dahsyat.

“ Ahhhh Ahhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhhh Massssssss.”

Rintihan itu sekalian mencirikan melelehnya cairan bening dari liang vaginanya. Lina kembali hadapi puncak orgasme cuma dgn gosokan di klitorisnya. Kali ini saya masukkan batang penisku sepenuhnya kedalam gua kenikmatannya. Saya tiduran telungkup diatas badan molek Lina sembari menumpukan berat badanku di kedua sikuku. Saya cium lembut mulutnya yg masih terbuka sedikit. Lina membalas ciumanku serta mengulum bibirku.

Saya perkenankan senjataku terbenam dalam lendir kehangatannya. Di telinganya saya bisikan:

“ Lin… nikmat ya…”
“ Oh Mas… Lina hingga tidak tahan… nikmat Mas..”

Lama- lama dgn gerakan yg sangat lembut saya mulai memompa batang penisku ke dalam lubang senggama Lina yg telah basah kuyup. Saya ketahui Lina tentu dapat orgasme lagi serta kali ini saya mau merasakan semburan lumpur panas di batang kemaluanku.

“ Mari Lin…. nikmati lagi… jangan ditahan.. saya hendak pelan².”
“ Ahhhh.. iya Mas…. Lina pengen lagi.. ahhhhh.”

Masih dengan sangat pelan saya pompa terus tongkat kelakianku ke liang Miss V Lina yg nyatanya masih kecil buat dimensi perempuan yang telah menikah 2 thn. Buah dada Lina yg menyembul tegak meng- gesek² dadaku kala saya turun naik. Sangat sensasi yang luar biasa. Terencana saya gesekkan dadaku ke payudaranya.

“ Aaaahhhhh… ahhhhhhh… iya… ahhhhh.. Lina terangsang lagi Mas… iya…..”

Kali ini saya pompa sedikit lebih kokoh serta cepat. Lina menanggapinya dgn memutar pantatnya hingga penisku rasanya semacam di peras² dalam liang vaginanya. Gerakkan Lina terus menjadi liar, Tangannya telah tidak lagi menahan lutut tetapi memegang pantatku serta menekannya dengan keras ke badannya.

“ Aaaaahhhhhh…. Mas….. aaaahhhhhhh”

Saya terus menjadi kencang serta dalam memompa pantatku. Mata Lina telah terpejam rapat, kepalanya meng- geleng² liar ke kiri ke kanan semacam yang ia jalani di kursi tadi. Gerakannya terus menjadi ganas serta…

“ Aaaaaaaahhh Hhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhhhhhhhh………”

Ia melenguh panjang sembari menegangkan segala otot di badannya. Saya memencet dalam² penisku ke lubang senggamanya. Jelas saya rasakan aliran hangat di sekujur batang kemaluanku. Badan Lina maish terbujur kaku. Saya juga menghentikan segala gerakanku sembari terus memencet liang vaginanya dgn penisku. Sebagian dikala kayaknya waktu terhenti. Tidak terdapat suara, tidak terdapat gerakan dari kami berdua. Saya berikan peluang kepada Lina buat menikmati klimaks yg barusan ia bisa.

Akhirnya tubuh Lina mulai mengendur. Tangannya membelai lembut kepalaku. Bibirnya mencari bibirku buat dihadiahi ciuman yang sangat lembut serta panjang.

“ Mas…. Lina sangat nikmat…. Mas Ben jago deh… Mas belum keluar ya?”
“ Jangan pikirkan saya Lin…. yang berarti Lina dapat menikmati kepuasan.”

Setelah itu dgn lelet saya mulai memompa lagi. Liang senggama Lina terasa sangat licin serta agak sedikit longgar. Sepanjang sebagian dikala saya terus memompa lambat².

“ Aaaahhhhhh… iya.. iya…. Mas…. Lina ingin lagi.. iya… ahhhh”

Lina kembali memutar pantatnya mengiringi irama pompaanku. Ia mulai men- desah² penuh kenikmatan. Saya cabut batang kemaluanku dari Miss V Lina. Saya kemudian tiduran telentang di sebelahnya.

“ Kamu diatas Lin.”

Lina lekas berjongkok di atas selangkanganku, Saya arahkan kepala penisku ke lubangnya. Lina setelah itu duduk diatas tubuhku serta bertumpu pada kedua lututnya. Pantatnya mulai bergerak maju mundur.

“ Mari Lin… kalian saat ini yg atur.. ohhh iya nikmat Lin.”

Lina terus menjadi bergairah memaju mundurkan pantatnya. Kedua payudaranya berguncang indah di hadapanku. Secara reflek kedua tanganku meremas bukit daging yg lembut itu. Tangan Lina ia letakkan di belakang pantatnya sehingga badannya agak meliuk ke belakang membuat dadanya terus menjadi membusung.

“ Ohhh Lin… susumu sexy sekali… terus Lin… ohhhh… lebih keras Lin.”
“ Aaaaahhhh Mas… Lina telah ingin hingga lagi… ahhhhh ahhhhhh Mas”
“ Mari Lin…. terus Lin… kilat…. ohhh iya.. iya Lin… memekmu nikmat sekali.”
“ Mas.. ahhhh… Lina tidak tahan… puasi Lina lagi mas.. ahhhh.”

Gerakan pantat Lina terus menjadi kilat serta terus menjadi cepat. Saya merasa penisku ter- gesek² bilik Miss V Lina yg kecil serta licin itu. Dengan sekuat tenaga saya berupaya menahan supaya saya tidak ejakulasi. Pertahananku terus menjadi rapuh.

“ Lin… oooohhhh Lin…. saya tidak tahan… ohhh Lin…. nikmat… nikmat.”
“ Ahhhh… mari.. Mas….. Lina pula sudah tidak tahan… saat ini mas.. ahhh saat ini.”

Pas pada detik itu bendungan ambrol tidak sanggup menahan terjangan spermaku yg menyemprot kokoh.

“ Oooooooohhhhhhh Lin….. croots croots croots”
“ Ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh Mas…. ahhhhhhhhhhh..”

Kami menggapai puncak kenikmatan ber- sama². Penisku terasa hangat serta saya percaya Lina pula merasakan perihal yg sama di dalam vaginanya. Lina masih duduk diatasku tetapi telah kaku tidak bergerak. Vaginanya dihujamkan dalam melahap segala batang kemaluanku.

“ Oooohhh Lin…. nikmat sekali.. makasih Lin.. kalian pintar membuat saya puas.”

Kugapai badan Linu serta daya tarik menelungkup di atas tubuhku. Buah dadanya yg masih keras menghimpit dadaku. Saya ciumin segala mukanya yang mulai ditetesi keringat.

“ Mas… ahhhhh… Lina sangat puas Mas…”

Setelah itu kami tiduran sambil berpelukan. Tubuh kami mulai terasa penat tetapi batin kami sangat puas.

Hari telah beranjak malam. Diselingi makan malam berdua, kami memadu kasih beberapa kali lagi. Ataupun lebih tepatnya Lina hadapi orgasme sebagian kali lagi sebaliknya saya cuma sekali lagi ejakulasi, Seluruh style kami coba, apalagi saya pernah “membimbing” Lina buat memuaskan dirinya sendiri dengan jari²nya yg lentik itu. Saya betul² puas serta bahagia dapat membuat perempuan secantik Line dapat mencapai sekian kali orgasme.

Tidak terasa jarum jam terus beralih serta jam separuh sebelas malam saya meninggalkan rumah Lina. Sesungguhnya Lina memohon saya dapat bermalam menemani ia, tapi saya ingat keesokan harinya saya masih wajib menyetir lebih dari 4 jam ke kota menyusul istri serta anakku tercinta. Maaf Winda, saya sudah mereguk madu kepuasan bersama sahabatmu, Alina