Birahi Bersama Sahabat Istriku Part 2

Part 1

Segala peristiwa sebelumnya sekalipun terasa sangat lama, tetapi saya ketahui sesungguhnya tidak lebih dari 5 menit. Oh, nyatanya Lina perempuan yang cepat mencapai orgasme. Sangat tolol serta egois Pras jika hingga tidak dapat memuaskan istrinya ini. Saya berpikir dalam hati.

Lina setelah itu sadar hendak kondisinya dikala itu. Dasternya awut²an, kemaluannya masih terbuka lebar, serta celana dalamnya tersangkut di lututnya. Ia lekas duduk tegak, merendahkan dasternya sehingga menutup pangkal pahanya. Gerakan yang sia² sesungguhnya sebab saya telah memandang segalanya. akhirnya ia bangkit berdiri.

“ Lina ingin nyuci dahulu Mas.”
“ Saya ikut dong Lin, ntar saya cuciin,” saya menggodanya.
“ Ihhh Mas Ben centil.”

Sembari mengatakan demikian ia menggamit tanganku serta menarikku ke kamarnya. Saya ketahui terdapat kamar mandi kecil disitu, sama persis semacam rumahku. Hingga di kamar Lina saya mengatakan:

“ Saya copot pakaianku dahulu ya Lin, supaya tidak basah.”

Lina tdk mengatakan apa² namun mendekati saya serta menolong melepas kancing celanaku semantara saya membebaskan kaosku. Saya lepaskan pula celanaku serta saya cuma mengenakan celana dalam saja. Lina melirik ke arah celana dalamku, ataupun lebih tepatnya ke arah tonjolan berupa batang yg terdapat di balik celana dalamku. Saya maju selangkah serta mengangkut ujung dasar daster Lina hingga ke atas serta Lina mengangkat kedua tangannya sehingga dasternya gampang terlepas.

Baru saat ini saya dapat memandang dgn jelas badan lembut Lina. Sangat badan perempuan yang sempurna, seluruhnya begitu indah serta sepadan, jauh melampaui khayalanku tadinya. Buah dada yang dari tadi cuma saya intip serta raba saat ini terpampang dengan jelas di hadapanku. Wujudnya bulat kencang, lumayan besar, tetapi masih sepadan dgn ukuran badan Lina yg sexy itu. Putingnya sangat kecil apabila dibandingkan dimensi bukit buah dadanya sendiri. Warna putingnya coklat agak tua, sangat kontras dgn warna kulit Lina yg begitu putih. Perut Lina sangat kecil serta rata, tidak nampak sedikitpun timbunan lemak disitu. Pinggulnya sangat indah serta pantatnya sangat sexy, padat serta sangat lembut. Pahanya sangat lembut serta padat, betisnya tidak terlampau besar serta pergelangan kakinya sangat kecil.

Rupa² Lina sadar jika saya lagi mengagumi badannya. Dgn agak malu² di mengatakan:

“ Mas curang… Lina udah telanjang tetapi Mas belum buka celana dalamnya.”

Tanpa menunggu reaksiku, Lina maju selangkah, agak membungkuk serta memelorotkan celana dalamku. Saya membantunya dgn melangkah keluar dari celana ku. Tongkat kejantananku yg sedari tadi telah berdiri tegak langsung menyentak semacam mainan badut keluar dari kotaknya. Kami berdua berdiri berhadapan sembari bertelanjang bundar silih memandangi. 

Tidak tahan saya cuma memandang badan molek Lina, saya maju langusng saya peluk erat badan Lina. Kulit tubuhku langsung bersentuhan dgn kulit halus badan Lina tanpa sehelai benangpun yang membatasi.

“ Kamu menawan dan seksi sekali Lin.”
“ Ah Mas Ben ngeledek aja.”
“ Bener kok Lin.”

Sembari mengatakan demikian saya rangkul Lina kemudian saya bimbing masuk ke kamar mandi. Saya semprotkan sedikit air dan shower ke kemaluan Lina yg masih berdahak itu. Setelah itu tangan kananku saya lumuri dgn sabun, saya peluk Lina dari balik serta saya sabuni segala kemaluan Lina dgn lembut. Rupanya Lina suka dgn apa yg saya lakukan, ia merapatkan punggungnya ke tubuhku sehingga penisku melekat rapat ke pantatnya. Dgn gerakan lelet serta tertib saya menyikat selangkangan Lina dgn sabun. Lina mengimbanginya dengan menggerakkan pinggulnya seirama dgn gerakanku. Gesekan tubuhku dgn kulit halus lembut Lina seolah membawaku ke puncak surga dunia.

Akhirnya saya menolong Lina cuci selangkangannya serta mengeringkan diri dgn handuk. Sembari silih rangkul kami kembali ke kamar serta tiduran bersisian di tempat tidur. Kami silih berpelukan serta berciuman penuh kemesraan. Saya raba segala permukaan badan lembut Lina, betul² halus serta sempurna. Lina juga beraksi mengelus batang kejantananku yang terus menjadi mengencang itu.

Saya mau membagikan Lina kepuasan sebanyak - banyaknya malam ini. Saya mau Lina merasakan kenikmatan yang belum sempat ia rasakan tadinya dgn seorang laki- laki. Serta saya merasa sangat beruntung dapat melaksanakan itu krn, dari cerita Lina ke Winda, saya ketahui tidak terdapat laki- laki lain yg sempat menyentuhnya kecuali Pras, serta saat ini saya.

Badan telanjang Lina saya telentangkan, setelah itu saya melorot mendekati kakinya. Saya mulai menciumi betisnya, lama- lama keatas ke pahanya yang lembut. Saya nikmati betul tiap inci kulit paha lembut serta halusnya dgn sapuan bibir serta lidahku. akhirnya mulutku mulai mendekati pangkal pahanya.

“ Ahhhhh Mas Ben…. ah.. jangan.. nanti Lina tidak tahan lagi.. ah.”

Sekalipun mulutnya mengatakan“ jangan” tetapi Lina malah membuka kedua pahanya terus menjadi lebar seolah menyongsong baik serbuan mulutku itu.

“ Nikmati saja Lin…. saya hendak membagikan apa yg tdk sempat diberikan Pras padamu.”

Saya meneruskan jilatan serta ciumanku ke wilayah selangkangan Lina yg telah menganga lebar. Saya amati jelas bibir vaginanya yg begitu tebal serta sensual. Lama- lama saya katupkan kedua bibirku ke bibir dasar Lina. Sembari “berciuman” saya julurkan lidahku mengeduk ujung liang senggama Lina yg memicu serta wangi itu.

“ Ahhhh…. Mas Ben… aaaaahhh.. please.. please.”

Begitu mudahnya kata² Lina berganti dari “jangan” jadi“ please”. Bibirku saya geser sedikit ke atas sehingga memegang klitorisnya yg bercorak pink itu. Lama- lama saya julurkan lidahku serta saya menjilatinya ber- kali². Saat ini Lina bereaksi pas semacam yang saya duga. Ia membuka selangkangannya terus menjadi lebar serta menekuk lututnya dan mengangkat pantatnya. Saya lekas memegang pantatnya sembari me-remas²nya. Lidahku terus menjadi bebas menari di klitoris Lina.

“ Aaaaaahhhhhh…. nikmat Mas…. nikmat…. ahhhh.. iya…. ahhhh ahhhhh.”

Cuma itu yang keluar dari mulut Lina menggambarkan apa yg lagi ia rasakan dikala ini. Saya terus menjadi tingkatkan aktivitas mulutku, saya katupkan kedua bibirku ke klitoris Lina yg begitu mungil, Saya sedot lambat² barang sebesar kacang hijau itu.

“ Maaassss…. tidak tahaaaan… ahhhhh.. Masss.”

Dari pengalamanku tadi memasturbasi Lina dgn jari saya ketahui pertahanan Lina tinggal setipis kertas. Kemudian saya rubah taktik ku. Saya lepaskan tangan kananku dari pantat Lina, setelah itu jari tengahku kembali beraksi menyikat klitorisnya. Lidahku saya julurkan mengeduk segala lubang kenikmatan Lina sepanjang yg saya dapat. Sangat luar biasa reaksi Lina. Badannya mengencang membuat pantat serta selangkangannya terus menjadi terangkat, kedua tangannya mencengkeram kain sprei.

“ AAAaaaaahhhhh… maaaaaaaaaaaaaassssssss.”

Bertepatan dgn erangan Lina saya rasakan terdapat cairan hangat serta agak asin yg keluar dari liang vaginanya serta langsung membasahi lidahku. Saya julurkan lidahku terus menjadi dalam serta terus menjadi banyak cairan yg dapat saya rasakan.

Part 3